Minggu, 09 Oktober 2011

KELEDAIPUN BISA JADI ALAT ALLAH YANG DASYAT

Kisah mengenai keledai Bileam dengan pemilik dan malaikat Tuhan ini merupakan kisah yang unik dan menarik. Hewan keledai merupakan salah satu binatang piaraan pada waktu itu dan biasanya digunakan sebagai alat angkut barang maupun orang, sebab keledai mampu menempuh jarak 30 km perharinya. Di dalam Alkitab ada beberapa tokoh yang pernah menaiki keledai seperti Abraham ketika ingin mempersembahkan Ishak (Kejadian 12:16), Paulus (Kisah Para Rasul 23:24) dan bahkan Tuhan Yesus ketika memasuki Yerusalem (Matius 21 :2-7 dan Lukas 11:2-7) sebagai penggenapan dari Zakaria 9:9. Dalam cerita inipun keledai ditunggangi oleh Bileam.
Bileam adalah anak Beor, berdiam di Petor yang ditepi sungai Efrat. Nama Bileam berarti pelahap, penelan. Memang tidak dicatat secara rinci asal usul Bileam namun satu hal yang sangat jelas Alkitab katakan bahwa dia adalah seorang nabi. Tidak hanya itu saja seorang raja Moab sendiri berkata bahwa siapa yang diberkati Bileam dia akan mendapat berkat tetapi siapa yang dikutuk Bileam, ia akan kena kutuk (Bilangan 22:6). Ini menandakan bahwa Bileam bukanlah nabi sembarangan. Akan tetapi Bileam yang adalah nabi itu bukan tidak punya kelemahan, orang yang memiliki komunikasi / hubungan yang dekat dengan Allah ternyata juga memiliki kelemahan, dia silau dengan harta dan uang, sampai pada akhirnya ia mau menerima bujuk rayu untuk pergi kepada Barak bin Zipor, Raja Moab. Dalam 2 Petrus 2:15-16, Yudas 1:11 dan Wahyu 2:14, Firman Tuhan sangat jelas mengatakan kesalahan-kesalahan apa yang dilakukan Bileam. Sebagai seorang nabi, tugas utama Bileam adalah mengatakan suara hati Allah yang mengutusnya. Akan tetapi justru yang ia lakukan sangat berbeda sekali, bukan suara Tuhan yang dikatakan tetapi suara orang yang membayarnya dengan uang atau upahan lainnya. Oleh sebab itu Allah murka dan melalui Malaikat Tuhan, Bileam di hadang. Nah, disinilah unik dan menariknya. Seorang nabi, yang memiliki hubungan dekat dengan Tuhan dan memiliki kuasa memberkati ataupun mengutuk itu justru tidak mampu melihat Malaikat Tuhan yang menghadangnya dengan pedang terhunus. Justru hewan seperti keledai, yang di dalam Alkitab, sering dijadikan sebagai gambaran kebodohan, ketidaktaatan, dungu, tidak taat, bodoh, keras hati dan bebal (Kejadian 16:12, Ayub 11:12, Yesaya 1:3), gambaran kerendahan (Yeremia 22:19, Yeheskiel 23:20), malah melihat Malaikat itu. Status dan kedudukan diputar balikkan oleh Allah. Bileam yang harusnya taat kepada Allah justru taat kepada orang yang berharta tetapi keledai yang harusnya takut, taat dan tidak pernah mengecewakan tuannya, justru berani menentang tuannya, berani dipukuli, berani bayar harga karena Allah. Hewan seperti keledaipun bisa dipakai oleh Allah untuk menyadarkan Bileam dan mengajari Bileam siapa yang harusnya ditakuti, bukan manusia tetapi Allah.
Melalui cerita unik ini kita menjadi mengerti bahwa apapun bahkan hewan yang sering dianggap rendah dan bodohpun bisa dipakai Allah. Jika Allah mampu memakai binatang seperti keledai MENJADI ALAT YANG DASYAT, oleh sebab itu tentu Allah sangat mampu memakai kita untuk menjadi alat-Nya. Oleh sebab itu tidak perlu rendah diri, malu akan kelemahan kita, sebab dalam kelemahan kitapun Allah mampu memakai kita menjadi alat Allah yang luar biasa. Justru dalam kelemahanlah, kuasa Tuhan menjadi nyata.

Akulah Roti Hidup

Yohanes 6:25-59

Pernyataan Akulah roti hidup adalah pernyataan kedua setelah Ia berkata, akulah air hidup. Pernyataan tentang roti hidup adalah pernyataan yang sangat lugas dan memiliki makna yang sangat mendalam. Roti menunjuk pada pemahaman tentang kebutuhan pokok, kebutuhan utama karena roti pada waktu itu merupakan makanan utama bagi bangsa Yahudi. Mungkin jika Tuhan Yesus menjadi orang Indonesia, ia akan berkata akulah nasi hidup, sagu hidup, dll.
Jika ditelusuri dalam kitab Injil, hanya Yohaneslah yang menuliskan tentang pernyataan ini. Injil Yohanes terkenal dengan pengajaran dari Sorga (Injil dari Atas). Pengajaran Roti hidup dimengerti sebagai pengajaran Hidup Kekal dari Yesus. Banyak orang mempertentangkan roti hidup yang Tuhan Yesus maksudkan dengan roti jasmani yang sesungguhnya sehingga seolah-olah berlawanan dan saling bertentangan. Ternyata jika dilihat dari strukturnya tidaklah demikian. Pengajaran tentang Roti Hidup ditempatkan setelah Tuhan Yesus memberi makan 5000 orang dan Tuhan Yesus berjalan diatas air. Ini sungguh luar biasa. Ketika Tuhan Yesus memberi makan 5000 orang menandakan bahwa ia berkuasa atas kebutuhan jasmani manusia. Kemudian ia berjalan diatas air sebagai penegasan bahwa ia berkuasa atas alam semesta, dan pada puncaknya Ia memberikan pernyataan tentang Roti Hidup sebagai roti yang tidak akan pernah habis, siapa yang makan roti itu tidak akan lapar bahkan akan memperoleh hidup yang kekal. Ini sungguh luar biasa. Artinya dalam roti hidup pun ada roti jasmani. Roti Hidup inilah yang harusnya kita kejar dan tidak perlu takut sebab dalam Roti Hidup pun kebutuhan jasmani kita dipenuhi. Ini sungguh luar biasa karena kita akan terpuaskan.
Selama ini banyak orang mengejar kebutuhan jasmani. Waktu sebagian besar dihabiskan untuk mengejar uang, kekayaan dan mencukupi kebutuhan jasmani. Akan tetapi kebutuhan itu tidak akan mampu membawa orang pada kepuasan. Ketika orang berjalan kaki, mereka doa meminta sepeda. Setelah punya sepeda, yang diminta dalam doa adalah sepeda motor. Sudah diberi sepeda motor, minta mobil. Sudah dapat mobil, pasti pengen yang lain. Karena manusia tidak pernah merasa puas. Jika kita terus mengejar kebutuhan jasmani, kita tidak akan pernah terpuaskan dan selalu lapar akan kebutuhan itu. Tetapi sungguh alangkah hebatnya Tuhan Yesus memberikan jawaban dengan Roti Hidup, kita akan merasa puas. Tidak hanya puas secara rohani tetapi jasmani kita pun terpuaskan. Memang seakan-akan bertentangan dengan Firman Tuhan bahwa “manusia hidup bukan hanya dari roti saja…” Tetapi sebenarnya justru itu adalah penegasan bahwa manusia harus mengejar dan menerima Roti Hidup yang adalah Kristus yang menyatakan diri dalam dunia ini. Caranya bagaimana? Mari kita cari dahulu Kerajaan Allah dan Kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepada kita.
Mari dalam hidup kita, jangan hanya terfokus hanya mengejar kebutuhan jasmani sehingga waktu, tenaga dan juga pikiran kita habis hanya untuk mengejar kebutuhan jasmani yang tidak akan memuaskan hidup kita. Tetapi mari kita cari dahulu kerajaan Allah dan Kebenarannya yaitu Roti Hidup itu, maka semuanya (kebutuhan jasmani kita) akan ditambahkan kepada kita. Puji Nama Tuhan Yesus. Amin.

Kamis, 30 Juni 2011

NIKAH BEDA AGAMA ???

APAKAH NIKAH BEDA AGAMA ITU BOLEH DALAM KEKRISTENAN YA? Ini isu lama tetapi cukup penting untuk dimengerti secara benar bagi kita. Menurut saya, sebelum menjawab itu perlu sekali memahami konsep pernikahan dalam iman Kristen itu sendiri. Pernikahan dilakukan memiliki 4 tujuan penting :
  • Menghadirkan Kerajaan Allah kaitannya keluarga sebagai pembawa terang Kristus bagi dunia.
  • Mengerjakan Kasih Allah dalam dalam relasi keluarga dan suami-istri.
  • Memenuhi Janji Allah kaitannya dengan memenuhi bumi dan menguasainya.
  • Memuliakan Allah dalam iman dan kehidupan termasuk dalam mengerjakan mandat agung (Komparasi dari Matius 28:19-20 dan Kis 1:8).
Tiga hal ini juga berlaku dalam pernikahan menurut iman kristen termasuk pernikahan beda agama. Yang menjadi persoalan adalah bagaimana tujuan itu bisa dikerjakan oleh keluarga yang berbeda agama? Ini akan menjadi masalah dalam pernikahan keluarga yang berbeda iman keyakinan? Tentu tidak menutup kemungkinan hal ini bisa dilakukan akan tetapi itu tidaklah mudah.
Mengenai pernikahan beda agama :
Hal prinsip yang perlu dilihat masalah memilih pasangan berbeda agama adalah :
  1. Benih Cinta Hadir adalah bentuk anugerah Allah yang berasal dari Allah. Tetapi cenderung manusia terbudak oleh nafsu (maksud saya bukan seks, tetapi nafsu adalah keinginan untuk memiliki), seperti kejatuhan Daud.
  2. Salah satu ciri pasangan kita dari Tuhan atau tidak adalah VISI kita. Jika visi kita adalah gembala apakah pasangan kita bisa berbeda agama? Saya rasa tidak.
  3. Keanekaragaman perbedaan termasuk agama adalah anugerah. Pluralitas agama adalah kenyataan yang harus diterima tanpa harus menjadi pluralisme. Kita tetap harus eklusif dalam doktrin fundamental (keselamatan dan kedaulatan Allah) tetapi harus terbuka dalam relasi dengan sesama sebagai pancaran terang kasih Allah.
Saya sendiri tidak akan memilih pernikahan beda agama, karena visi dan panggilan saya jelas (itulah yang dimaksud penolong yang sepadan). Akan tetapi saya juga tidak menutup kemungkinan bisa terjadi bahwa pernikahan yang berbeda agama itu menjadi suatu “panggilan” yang Tuhan memang izinkan. Seperti contohnya Hosea jika dalam pandangan manusia, pernikahan dia adalah pernikahan yang gagal. Dia memilih calon yang “buruk” dan tidak seimbang bahkan justru merusak reputasi Hosea sebagai nabi, tetapi dia memilih pasangan sebagai penolong yang sepadan dalam artian dia memilih pasangan untuk mengerjakan mandat Allah dalam panggilannya sebagai nabi. Oleh sebab itu dalam kaitannya dengan pernikahan beda agama. Perlu dikasih garis bawah secara jelas adalah memilih pasangan (wanita) adalah menjadi penolong yang sepadan dalam pencapai visi dan karya Allah dalam hidup kita. Sebab untuk itulah hawa diciptakan.
Saya sangat tidak setuju bahwa pernikahan beda agama dilakukan untuk penginjilan, nanti pasangan saya akan saya menangkan. Itu tidak bisa menjadi alasan dasar, jujur saya katakan alasan ini adalah salah kaprah. Pernikahan beda agama bisa terjadi karena dua hal : pertama adalah melakukan maksud dan tujuan Allah yang jelas dan yang kedua adalah karena karena kedegilan hati, kekeraskepalaan hati. Jika hal itu terjadi, saya tetap mengakui kedaulatan Tuhan termasuk dalam kaitannya dengan doktrin pemilihan. Sangat tidak layak karena ingin menikah, salah satu harus berkorban untuk berganti status agama menjadi kristen (padahal tidak dikaruniai iman dan bertobat). Lebih baik jika demikian menikahlah berbeda agama, karena kedegilan hati kita.
Pernikahan beda agama bisa diberkati dalam gereja?? Menurut saya: ini mungkin masih kontroversi dan sulit untuk dimengerti tetapi saya berpendapat itu bisa diberkati dimana yang diberkati adalah yang memiliki iman kristen, sebagai hak berkat Allah karena iman dia. Iman berasal dari Allah, bahkan ketika dia menikah dia tidak memilih mengikut pasangannya itupun karena iman yang Allah berikan kepada-Nya. sebagai pendeta memberkati adalah kewajiban karena Allah sendiri menganugerahkan iman terhadapnya, kenapa manusia harus menghalangi berkat. Bagaimana dengan pasangannya yang berbeda agama? Tentu berkat pernikahan tidak dapat dilakukan kepadanya.
Mengenai iman anak, kita hanya bisa mewartakan kabar keselamatan tanpa harus menuntut. Bahkan ini catatan penting untuk kita yang menikah satu iman. Anak memiliki hak hakiki untuk menentukan iman kepercayaannya pribadi. Tidak perlu memaksakan iman kepada seseorang (kepada pasangan ataupun bahkan kepada anak kita) karena jika memang Allah tidak mengaruniakan iman itu, itu harus kita terima dan syukuri. Ingat bahwa memang meskipun pahit, Allah dalam kedaulatan-Nya memang telah menetapkan pilihan. Memang sulit dimengerti tetapi itu yang terbaik. Keharusan kita adalah mewartakan kabar keselamatan, tetapi tanpa harus menuntut dan memaksa.
Bukannya gelap dan terang tidak dapat disatukan ? Memang benar. Definisi gelap adalah ketiadaan akan terang, oleh sebab itu gelap akan hilang tatkala ada terang. Sangat berbeda dengan terang, terang tidak tergantung pada gelap, Terang dapat berdiri sendiri bahkan tanpa ada kegelapan. Salah satunya adalah Allah yang adalah TERANG SEJATI. Apakah Allah harus perlu gelap untuk mengatakan diri Allah sebagai Terang? Allah tidak pernah tinggal dalam gelap tetapi diri Allah tetap menjadi TERANG. Inilah kenapa gelap dan terang tidak bisa bersatu. TERUS BAGAIMANA DENGAN PERBEDAAN ITU ? Memang beda keyakinan iman memang susah untuk dipersatukan kecuali memang Allah memanggil kita untuk melakukan karya-Nya dalam perbedaan keyakinan itu. Oleh sebab itulah jika bukan panggilan Allah yang jelas, jangan melakukannya. TERUS BAGAIMANA JIKA SUDAH TERLANJUR? Itu adalah konsekuensi hidup dari apa yang kita pilih. Jika kita melakukan karena panggilan pasti Tuhan akan menuntun kita menuju panggilan itu tetapi ketika kita melakukan karena kedegilan hati kita, tentu itu akan menjadi sulit dalam hidup kita. Perlu dipikirkan ulang tidak selalu harus bercerai.
APAKAH PERCERAIAN BOLEH DILAKUKAN DALAM KEADAAN TERTENTU ?
Mengenai Perceraian, prinsip saya jika memang benar-benar tidak bisa diperdamaikan (bukan dipersatukan ataupun karena ketidakcocokan), bahkan karena kasus tertentu menurut saya cerai saja. Lho kenapa? Karena prinsipnya: Apa yang dipersatukan Allah tidak mungkin bisa dipisahkan oleh manusia. konsekuensi logisnya : apakah pasangan itu memang dipersatukan oleh Allah? darimana anda tahu? Menurut saya jika memang Allah yang mempersatukan, bahkan ketika pendeta menceraikan, nanti mereka akan balik lagi, karena apa yang dipersatukan Allah tidak bisa dipisahkan oleh manusia.

Selasa, 26 April 2011

Apa Marah BOLEH?? (EFESUS 4:26-27)


         MARAH YANG BENAR
 
Ayat ini seakan-akan membawa pada pemikiran bahwa marah adalah dosa. Tak jarang juga ayat ini sering dipakai menjadi tameng bahwa orang Kristen tidak boleh marah. Akibatnya marah selalu diidentikkan dengan hal yang negative. Apakah benar marah itu dosa? Tunggu dulu. Marah ataupun amarah sebenarnya adalah human aggressive artinya salah satu bentuk ekspresi dari mendorong emosi manusia, sama seperti tertawa ataupun menangis. Jadi apakah marah itu dosa? Tentu saja marah sendiri bukan suatu dosa, sebab Allahpun pernah marah, Tuhan Yesus juga ketika bait suci dijadikan pasar dagang, Dia marah. Semua orang pasti pernah marah. Mau dia pria atau wanita, tua atau muda, besar atau kecil, pasti pernah marah sebab marah itu normal. Marah itu normal tetapi bukan berarti bahwa kita boleh marah secara sembarangan. Dalam terjemahan Yunani dikatakan "Amarahlah, tapi jangan berdosa dan jangan sampai matahari yang panas itu membakar kamu sehingga akhirnya kamu berdosa dan jangan memberi lubang kepada iblis." Kita boleh marah, tetapi tidak berdosa. Bagaimana marah tetapi tidak berdosa? Semua tergantung bagaimana kita mengendalikan kemarahan kita. Yang menjadikan dosa bukan amarah tetapi cara mengendalikan amarah itu. Bagaimana kita mengendalikan amarah?
Pertama, marah karena cinta kasih (anger of Love). Ini merupakan amarah yang keluar dari kasih yang sejati. Allah itu sendiri adalah kasih (cinta) sehingga otomatis ekstensi cintanya keluar tetapi Ia yang adalah cinta dapat murka, yaitu murka yang keluar dari kasih. Bagaimana ketika kita marah, marah itu bukan sebagai pelampiasan emosi tetapi marah yang keluar dari emosi yang dimurnikan. Cara marah seperti ini yang terbaik dapat kita lihat di dalam keluarga. Bapak yang mengasihi anaknya adalah bapak yang benar bukan tidak pernah marah kepada anaknya, tetapi kemarahannya kepada anaknya didasari kasihnya sehingga anak mengerti kesalahannya.
Kedua, marah yang tidak sampai matahari terbenam. Artinya tidak membiarkan amarah itu terus membara.jangan biarkan seperti panas matahari yang membakar engkau sehingga akhirnya engkau mendidih dan meledak dan secara kualitatif menjadi satu kepanasan yang membara dalam hatimu.” Jadi hati-hati kalau ketika saudara marah dan api kemarahan itu masih membara terus. Itu adalah tanda dosa sudah mulai mengintip di depan pintu dan siap menerkam kita. pepatah berkata “Salah satu ukuran kedewasaan seseorang dapat dilihat dari kemampuannya mengendalikan kemarahan.”
Mari mohon pimpinan Roh Kudus untuk memampukan kita menjadi orang yang dapat marah dengan benar. Kita marah dengan didasari kasih dan tidak membiarkan amarah itu terus membara. Amin

Selasa, 25 Januari 2011

Cinta Ini Milikmu Mama

" Guh , bangun.. Sarapanmu udah mama siapin di meja." Tradisi ini sudah berlangsung 20 tahun, sejak pertama kali aku bisa mengingat tapi kebiasaan mama tak pernah berubah. "Mama sayang. ga usah repot-repot ma, aku sudah dewasa." pintaku pada mama pada suatu pagi. Wajah tua itu langsung berubah. Pun ketika mama mengajakku makan siang di sebuah restoran. Buru-buru kukeluarkan uang dan kubayar semuanya, ingin kubalas jasa mama selama ini dengan hasil keringatku. Raut sedih itu tak bisa disembunyikan. Kenapa mama mudah sekali sedih? Aku hanya bisa mereka-reka, mungkin sekarang fasenya aku mengalami kesulitan memahami mama karena dari sebuah artikel yang kubaca.. orang yang lanjut usia bisa sangat sensitive dan cenderung untuk bersikap kanak-kanak. tapi entahlah.. Niatku ingin membahagiakan malah membuat mama sedih. Seperti biasa, mama tidak akan pernah mengatakan apa-apa.
Suatu hari kuberanikan diri untuk bertanya "Ma, maafin aku kalau telah menyakiti perasaan mama. Apa yang bikin mama sedih?" Kutatap sudut-sudut mata mama, ada genangan air mata di sana . Terbata-bata mama berkata, "Tiba-tiba mama merasa kalian tidak lagi membutuhkan mama. Kamu sudah dewasa, sudah bisa menghidupi diri sendiri. Mama tidak boleh lagi menyiapkan sarapan untuk kamu, mama tidak bisa lagi jajanin kamu. Semua sudah bisa kamu lakukan sendiri"

Ah, Ya Tuhan, ternyata buat seorang Ibu. bersusah payah melayani putra-putrinya adalah sebuah kebahagiaan. Satu hal yang tak pernah kusadari sebelumnya.. Niat membahagiakan bisa jadi malah membuat orang tua menjadi sedih karena kita tidak berusaha untuk saling membuka diri melihat arti kebahagiaan dari sudut pandang masing-masing. Diam-diam aku merenungkan. Apa yang telah kupersembahkan untuk mama dalam usiaku sekarang? Adakah mama bahagia dan bangga pada putrinya? Ketika itu kutanya pada mama. Mama menjawab "Banyak sekali nak kebahagiaan yang telah kamu berikan pada mama. Kamu tumbuh sehat dan lucu ketika bayi adalah kebahagiaan. Kamu berprestasi di sekolah adalah kebanggaan buat mama. Setelah dewasa, kamu berprilaku sebagaimana seharusnya seorang hamba, itu kebahagiaan buat mama. Setiap kali binar mata kamu mengisyaratkan kebahagiaan di situlah kebahagiaan orang tua."

Lagi-lagi aku hanya bisa berucap "Ampunkan aku ya Tuhan kalau selama ini sedikit sekali ketulusan yang kuberikan kepada mama. Masih banyak alasan ketika mama menginginkan sesuatu." Betapa sabarnya mamaku melalui liku-liku kehidupan. Mamaku seorang yang idealis, menata keluarga, merawat dan mendidik anak-anak adalah hak prerogatif seorang ibu yang takkan bisa dilimpahkan kepada siapapun. Ah, maafin kami mama..... 18 jam sehari sebagai "pekerja" seakan tak pernah membuat mama lelah. Sanggupkah aku ya Tuhan? " Guh , bangun nak, sarapannya udah mama siapin di meja. " Kali ini aku lompat segera, kubuka pintu kamar dan kurangkul mama sehangat mungkin, kuciumi pipinya yang mulai keriput, kutatap matanya lekat-lekat dan kuucapkan. "Terimakasih mama, aku beruntung sekali memiliki mama yang baik hati, ijinkan aku membahagiakan mama." Kulihat binar itu memancarkan kebahagiaan.. Cintaku ini milikmu, Mama. Aku masih sangat membutuhkanmu. Maafkan aku yang belum bisa menjabarkan arti kebahagiaan buat dirimu.

Sahabat..., Tidak selamanya kata sayang harus diungkapkan dengan kalimat "Aku sayang padamu". Namun begitu, Tuhan menyuruh kita untuk menyampaikan rasa cinta yang kita punya kepada orang yang kita cintai.... Ayo... Kita mulai dari orang terdekat yang sangat mencintai kita, Ibu.. Walau mereka tak pernah meminta. Percayalah.. kata-kata itu akan membuat mereka sangat berarti dan bahagia...

"Ya Tuhan, cintailah mamaku, beri aku kesempatan untuk bisa membahagiakan mama....."

(By: Unknown Author)